
Sleman (MAN 3 Sleman) – Layanan Sistem Perpustakaan Terpadu
Jogja Library For All atau yang dikenal dengan layanan Sepatu Jolifa merupakan
salah satu inovasi layanan dari Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah (DPAD) DIY.
Sepatu Jolifa masuk dalam daftar top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
tahun 2019, yaitu kompetisi yang diadakan oleh Kementerian Pendayaguanaan
Aparatur Negara dan Reformasi. Saat ini sepatu jolifa terus
berbenah untuk selalu meningkatkan layanannya yaitu dengan meningkatkan promosi.
Terkait dengan hal tersebut DPAD DIY mengadakan rapat koordinasi
(rakor) dihadiri oleh 42 instansi yang menjadi anggota tim pelaksana dan tim
person in charge (PIC), terdiri dari perwakilan perpustakaan
perguruan tinggi negeri dan swasta, perpustakaan umum/daerah, perpustakaan
khusus, dan perpustakaan sekolah. Sampai saat ini hanya ada tiga perpustakaan
sekolah yang tergabung dalam Sepatu Jolifa, yaitu Perpustakaan MAN 3
Sleman, perpustakaan SMA N 1 Yogyakarta, dan perpustakaan SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta. Acara berlangsung
di ruang Video Conference Lt.4 gedung Digital Library Universitas Negeri
Yogyakarta, Selasa (25/6).
Prof. Dr. Sulistriyono, M.Pd., selaku tuan rumah memberikan
sambutan selamat datang dan menyampaikan komitmennya untuk selalu mendukung dan
berpartisipasi untuk kemajuan Sepatu jolifa. “UNY tidak pernah absen untuk
menghadiri rakor sepatu jolifa karena UNY selalu mendukung kegiatan baik
kegiatan yang diadakan oleh perpustakaan tinggkat provinsi, nasional, bahkan
untuk perpustakaan desa dan pengabdian untuk masyarakat,” jelas Sulis.
Acara dibuka oleh Dewi Ambarwati, S.Sos., M.AP., Kepala Balai
Layanan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY. Dewi
menyampaikan bahwa PIC merupakan pengawal pertama untuk keberlangsungan Sepatu
Jolifa ini sehingga dibutuhkan komitmen dari para PIC. PIC terdiri dari PIC
pengembang website dan PIC promosi. Saat ini SK sedang diproses untuk
dimintakan tandatangan bapak gubernur. “ Rakor Sepatu Jolifa tahun 2023 akan
diadakan 3 kali pada bulan Juli bertempat di UNY, September bertempat di UGM
dan November tuan rumahnya UMY. Rakor ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk saling sharing, silaturahmi dan menjalin
kerjasama,” ungkap Dewi.
Motivasi sekaligus sharing sesion disampaikan oleh Novy Diana
Fauzie, S.S., MA. Novy menyampaiakn tentang pentingnya “Upaya Promosi Sepatu Joliga/JLA”
agar diketahui oleh masyarakat. Selain itu Novy juga mengorek masalah yang
dihadapi masing-masing instansi terkait Sepatu Jolifa dari para PIC dan membantu
memberikan solusi terbaiknya.
Hadir dalam acara tersebut Indarti Puji Astuti, S.Pd., M.Pd.,
Kepala Perpustakaan MAN 3 Sleman sebagai tim pelaksana dan 2 pustakawannya
Nuzul Hidayah Yuningsih, SIP., sebagai PIC promosi dan Mustika Nindya
Perwitasari, SIP., sebagai PIC pengembang website.
Dalam kesempatan tersebut Nuzul menyampaikan kendala dalam
promosi Sepatu Jolifa di Mayoga adalah ketika pandemi promosi untuk mengajak
siswa menjadi anggota ini tidak bisa maksimal karena siswa belajar secara
daring. Sebelum pandemi, salah satu cara promosi Sepatu Jolifa yaitu pustakawan
masuk ke dalam kelas pada jam pelajaran muatan lokal Pengembangan Penalaran dan
Minat Baca (PPMB). Cara ini akan kami lakukan lagi untuk memaksimalkan promosi Sepatu
Jolifa juga sebagai promosi agar siswa mau membaca dan berkunjung ke perpustakaan.
Harapannya Sepatu Jolifa dapat menjadi salah satu solusi ketika siswa tidak
menemukan informasi yang dia butuhkan di perpustakaan Mayoga. (nzl)