Kopi adalah tanaman hasil pertanian yang di jadikan minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk.[2] Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua spesies pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica). Proses kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang, yaitu dari pemanenan biji tanaman kopi yang telah matang, baik dengan cara mesin maupun dengan tangan,[3] kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya, yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian, biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum (WIKIPEDIA).

Dalam upaya untuk mengenalkan kopi secara lebih mendalam kepada masyarakat, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul bekerjasama dengan PT. KATAMATA COFFEE AND ROASTERY (@katamata_coffee) menyelenggarakan kegiatan “Mini Class Dasar-dasar Mengolah Biji Kopi Menjadi Minuman Seduh” yang dilaksanakan pada hari Jumat, 27 Oktober 2023 di Aula Dispussip Kabupaten Gunungkidul. Klas ini membahas dasar-dasar mengolah  kopi, diantaranya ukuran gilingan, suhu air, dan hal-hal lain yang menjadi parameter dalam menyeduh kopi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan kopi dan seluk beluknya sehingga masyarakat bisa lebih memahami kopi dan bagaimana menyajikan dengan benar. Kepala Dispussip Kabupaten Gunungkidul, Kisworo dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah upaya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program perpustakaan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat. Pada bulan Oktober ini, Bupati Gunungkidul, H. Sunaryanta mendapatkan apresiasi tertinggi dari Pemerintah melalui perpustakaan yaitu Nugra Jasa Dharma Pustaloka dari Perpusnas RI untuk kategori Pejabat Publik karena berhasil meningkatkan literasi dan kegemaran membaca secara aktif, efektif, dan inovatif melalui pendayagunaan perpustakaan.

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari Program Inovasi Li-TERAS atau Library Entrepreneurship Class yaitu Kelas Kewirausahaan Perpustakaan dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat sebagai bagian dari program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Sebelumnya pernah juga dilaksanakan kegiatan membuat snack bucket untuk masyarakat.

Peserta  sebanyak 22 orang dari semua kalangan masyarakat baik yang berasal dari Gunungkidul maupun dari luar Gunungkidul. Ada yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah dan Sleman, Yogyakarta. Status peserta ada yang mahasiswa, pengelola perpustakaan kalurahan, pengusaha, masyarakat umum, dan perwakilan dari difabel. Perekrutan peserta melalui media sosial Dispusip Kabupaten Gunungkidul (IG, FB) dan grup WA Dispussip Kabupaten Gunungkidul, Perpustakaan Desa, IPI Kabupaten Gunungkidul, dan GPMB Kabupaten Gunungkidul.

Suranto, salah satu peserta yang merupakan perwakilan difabel dari Kalurahan Girikarto, Kapanewon Panggang mengatakan bahwa kegiatan ini sangat membantu usahanya yaitu warung makanan dan minuman kecil-kecilan untuk bisa berkembang dengan menjual minuman kopi yang berkualitas. Harapannya akan ada kegiatan lagi untuk difabel agar bisa membuat racikan kopi yang lebih baik sehingga bisa membuka usaha kopi dan dapat meningkatkan penghasilan.

Agung Wibawa, Pustakawan dan Fasilitator kegiatan Li-TERAS berharap bahwa kegiatan ini bisa memberikan ide kreatif bagi peserta untuk membuka usaha kopi seduh di berbagai tempat. Seperti diketahui Gunungkidul adalah tujuan utama wisata di Yogyakarta sehingga apabila ada banyak kedai kopi akan semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Gunungkidul. (AGU)