Nomor Panggil : 338.174.611 Bir i c.1
Kolasi : 628 P
Industri Oleokimia berkembang pesat. Sebagai gambaran, dalam satu tahun terakhir, nilai ekspor produk oleokimia yang terdiri dari fatty acid, fatty alcohol dan glycerol mencapai 1,1 jutra ton dengan devisa senilai USD 969,8 juta atau naik 13,8% dalam volume dari tahun 2009.
Sembilan produsen oleokimia di dalam negeri memproduksi fatty acid, fatty alcohol, glycerol dengan total kapasitas produksi mencapai 1,61 juta ton per tahun, Sementara total kapasitas produksi fatty alcohol mencapai 490 ribu ton masing-masing diproduksi oleh tiga produsen PT Musim Mas, PT Ecogreen Oleochemicals dan Bakrie Grup melalui dua anak perusahaan yaitu Domas Agointi Prima (36,246 ton/ tahun) dan Sawitmas Agro Perkasa (108,791 ton/ tahun).
Untuk mendorong perkembangan industri oleokimkia lebih lanjut, pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan antara lain melalui penerapan pajak ekspor terhadap produk oleokimia. Pada pertengahan September 2011, diterbitkan bea keluar (BK) untuk beberapa produk olahan kelapa sawit melalui ketetapan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK.01/2011. Hal ini telah memenuhi protes GAPKI, karena untuk mengembalikan industri hilir Nasional, GAPKI menilai seharusnya Produk hilir sawit bebas dari BK. Selain itu, kebijakan tersebut dianggap oleh GAPKI membuka peluang terjadinya penyelundupan (smuggling), Karena bentuk fisik antara CPO dengan Produk hilir sangat mrip.
Disisi lain, terbitnya kebijakan itu telah mendorong tujuh perusahaan yang bergerak di sektor minyak sawit mentah (crude palm oil /CPO) untu memasuki bisnis di sektor hilir sawit. Ketujuh perusahaan itu adalah Sinar Mas Group dengan investasi sebesar Rp 2,3 triliun, Musim Mas Group Rp 2 Triliun, WilmarGroup USD 900 Juta, Permata Hujau Group Rp 2 Triliun, Domba Mas USD 180 Juta, PTPN III dan Ferrostal Indonesia Rp 3 Triliun dan PT VVF Indonesia dengan investasi Senilai USD 100 juta untuk tahap pertama. Salah satu investro yaitu Wilmar Group, Bahkan Merencanakan untuk Menghentikan eksansi industri turunan CPO pada beberapa negara seperti India dan China, Wilmar sendiri akan membangun pabrik di luar Pulau Jawa seperti, Sulawesi dan Sumatra.
Selain itu,terdapat minat dari beberpa perusahaan global seperti unilever, Procter and Gamble Cargill. Misalnya Unilever akan membangun Pabrik olahan produk minyak sawit luar jawa, yaitu dengan membangun pabrik Fatty Acid Oil Chemical di kawasan Industri Sei MAngkei, Sumatra Utara dengan InvestasiSenilai Rp 1,1 triliun. Sedangkan Permata Hujau Group, akan mengeluarkaninvestasi Rp 2 triliun sehingga tiga tahun mendatang, untuk membangun pabrik kemasan, minyak goreng, margarin, oleokimia, dan biodiesel. Perusahaan lainnya yaitu Musim Mas, akan mengeluarkan investasi untuk membangun refinery oleokimia dan industri Specialty fat, dengan mengembangkan mid stream (produk antara) dan Down stream (produk hilir). Sementara BUMN perkebunan PTPN III bekerja sama dengan investor asal jerman, PT Ferrostaal Indonesia, Membangun tiga Industri hilir berbasis sawit di kawasan industri Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara.