Nomor Panggil : 658.31 Muh w c.1
Kolasi : 396 p
Buku tak hanya jendela ilmu namun juga sebuah prasasti. Ya, prasasti yang bisa dibaca berulang-ulang oleh publik terutama generasi penerus bangsa ini. Nampaknya Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tegoeh Wynarno Haroeno ingin membuat prasasti atas keberhasilan kinerjanya selama lima tahun (2010- 2014) yang sangat signifikan. Di mata pemerintah pusat, Pak Tegoeh adalah sosok Kepala Dinas Perkebunan tingkat provinsi di Indonesia ' yang memiliki komitmen tinggi dalam mendukung ke— bijakan perkebunan nasional. Utamanya dalam menyukseskan Program Swasembada Gula Nasional 2017. Bahkan Provinsi Jawa Tengah telah mewujudkan swasembada gula pada tahun 2013, sehingga di tahun 2014 dan seterusnya Provinsi Jawa Tengah dapat berkontribusi menyediakan gula berkualitas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula rakyat Indonesia. Khusus komoditas tebu, saya yakin ke depan luasan arealnya akan bertambah, atau paling tidak produksinya akan bertambah. Paling tidak setelah melihat perkem- bangan perluasan areal tanaman tebu yang signifikan di Jawa Tengah. Yakni berawal dari luasan 53.600 ha di tahun _ 2009, menjadi Iebih dari 75.000 ha di tahun 2013, dan se— jalan dengan hal tersebut terwujud pula Ionjakan produksi guia (setara GKP) yang nyata/signifikan, yakni sebanyak 227.214,80 ton pada tahun 2009 menjadi 329.168 ton pada tahun 2012, bahkan produksi gula padaatahun 2013 di atas 370.000 ton. " Kondisi serupa juga dapat dilihat untuk komoditas- komoditas unggulan Iainnya, meskipun tidak sepesat perkembangan komoditas tebu. Sebagaimana kita ketahui, kebutuhan gula nasional mencapai 5,7 juta ton, adapun produksi nasional dari 63 pabrik Igula di seluruh Indonesia berkisar i2,75 juta ton.__ Jika digenjot, antara lain dengan program intensifikasi, dll, hasilnya maksimal hanya 3 juta ton. Artinya, kebUtuhan nasional kita masih kurang 2,7juta ton gula. Secara nasional, 2,7 juta ton gula itu membutuhkan areal tanaman tebu seluas 607.000 ha. Dengan asumsi 1 ha areal tanaman tebu menghasilkan 5 ton gula. Semen tara itujika kita membutuhkan 607.000 ha Iahan tanaman tebu, maka kita harus membangun 10 pabrik gula baru. Asumsinya, sebuah pabrik gula menguasai 60.000 ha Iahan tanaman tebu, dan pabrik itu berkapasitas produksi 30.000 ton tebu perhari (30.000 TCD). Dengan kebutuhan Iahan tanaman tebu seluas itu, maka satu—satunyajalan hanya ada di luar Pulau Jawa. Tentu saja untuk mendirikan sebuah pabrik gula, harus melihat suitable (and, yang meliputi kapabilitas tanah, iklim, kebutuhan air tanah, dll. Menginga’r kondisi di Iapangan yang demikian, maka pencapaian swasembada gula nasional ditunda hingga 2017. Mudah—mudahan tercapai. Untuk membuat pabrik gula di luar Pulau Jawa, maka pemerintah pusat akan menjadikan Jawa Tengah sebagai pembelajaran. Artinya, konsep pabrik gula seperti yang Ida di Jawa Tengah tentu saja dengan modifikasi—modi?kasi di beberapa hal. Sebab, harus disesuaikan dengan karakteristik Iokal.